LIDIKKRIMSUSNews.Com // Pontianak Kalbar 31 Mei 2025 – Di tengah gejolak harga daun kratom yang anjlok hingga 50% di tingkat petani Kapuas Hulu, muncul strategi cerdas yang mampu mengubah tantangan menjadi peluang: produksi dan penjualan remahan kratom. Langkah ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga membuka akses pasar ekspor yang lebih luas.
Harga Daun Anjlok, Remahan Justru Menjanjikan
Harga daun kratom kering (remahan) di tingkat petani sempat merosot tajam, dari Rp25.000–Rp27.000 per kilogram menjadi hanya Rp14.000–Rp17.000 per kilogram. Namun, harga remahan kratom tetap stabil di kisaran Rp12.000–Rp14.000 per kilogram, bahkan mencapai Rp30.000–Rp35.000 per kilogram untuk kualitas premium. Harga ini lebih tinggi dibandingkan dengan harga daun basah yang hanya sekitar Rp2.500–Rp3.000 per kilogram
Peluang Ekspor yang Terbuka Lebar
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan telah menetapkan bahwa kratom yang diekspor harus dalam bentuk remahan atau serbuk dengan ukuran kurang dari 600 mikron. Produk kratom yang memenuhi standar ini telah diekspor ke berbagai negara di Amerika dan Eropa, dengan total 351 ton senilai Rp17,45 miliar pada Februari 2025 ,di harapkan kementrian perdagangan membuka peluang untuk kesejahteraan petani secara luas ,
Proses Produksi yang Efisien
Produksi remahan kratom melibatkan proses yang efisien dan tidak memerlukan pemisahan batang dari daun. Petani cukup mengeringkan daun kratom, kemudian menggilingnya menjadi serbuk halus. Proses ini menghemat waktu dan tenaga, serta menghasilkan produk dengan nilai jual yang lebih tinggi.
Dukungan Pemerintah dan Harapan Masa Depan
Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dan Provinsi Kalimantan Barat mendukung pengembangan industri kratom, termasuk produksi remahan kratom. Dengan adanya regulasi yang jelas dan dukungan teknis, diharapkan harga remahan kratom dapat meningkat dan memberikan kesejahteraan bagi petani lokal.
Kesimpulan
Strategi produksi dan penjualan remahan kratom menjadi solusi cerdas bagi petani Kapuas Hulu Kalbar pada umum nya dalam menghadapi krisis harga. Dengan memanfaatkan peluang ekspor dan efisiensi produksi, petani tidak hanya dapat meningkatkan pendapatan, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan industri kratom yang berkelanjutan.
Tim : Investigasi