LANDAK, Kalimantan Barat – 19 Juni 2025 LIDIKKRIMSUSNews.com Kualitas proyek jalan nasional di ruas *Sidas–Sosok kembali menuai sorotan tajam Meski baru dikerjakan awal 2025 dengan anggaran tak main-main—**Rp5,8 miliar** dari uang negara—kondisi jalan justru telah mengalami kerusakan serius, memicu keresahan warga dan desakan kepada aparat hukum untuk mengusut tuntas pelaksana proyek.
Proyek tambal sulam yang dikerjakan oleh *CV. Kadi Anugrah Putra*, dalam paket *Preservasi Jalan Nasional*, diduga *asal jadi*. Di tengah guyuran hujan, jalan berlubang yang tertutup genangan air telah menjebak pengendara. Salah satunya, *Jakmiko*, warga pengguna sepeda motor, nyaris celaka saat melintasi ruas tersebut.
> “Baru diperbaiki beberapa bulan lalu, tapi sudah rusak lagi. Tambalannya nggak rata, jalan bergelombang. Ini proyek pusat, tapi hasilnya memalukan!” geram Jakmiko kepada wartawan, Selasa (17/6/2025).
Ia bahkan secara tegas meminta *kejaksaan dan kepolisian turun tangan*, menilai proyek ini tak hanya buruk dari sisi kualitas, tapi juga membahayakan keselamatan publik.
Alasan Klise: Curah Hujan dan Truk CPO
Dikonfirmasi terpisah, *Julkifli*, selaku pengawas dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalbar, membenarkan bahwa proyek tersebut masih dalam tahap pelaksanaan hingga Desember 2025. Namun, ia berdalih bahwa *tingginya curah hujan serta volume kendaraan berat**, khususnya truk pengangkut CPO dari Pelabuhan Kijing, menjadi penyebab utama kerusakan.
> “Beberapa titik memang rusak lagi. Sekarang kami sedang mendata saluran, bahu jalan, dan genangan air. Rencananya minggu depan mulai ditangani ulang,” ujar Julkifli, Rabu (18/6/2025).
Namun ketika disinggung soal kepatuhan terhadap juklak-juknis ( *petunjuk pelaksanaan dan* *teknis)* proyek, Julkifli memilih bungkam.
Warga Minta Audit dan Penyelidikan Anggaran
Kondisi ini menimbulkan dugaan publik bahwa proyek dijalankan *tanpa standar teknis yang memadai*. Warga pun semakin mendesak agar *Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat* segera melakukan audit dan penyelidikan atas anggaran yang digelontorkan.
“Kalau proyek jalan yang belum selesai saja sudah rusak, di mana letak pengawasan dan tanggung jawab moral kontraktor serta instansi teknis?” kata tokoh masyarakat Sengah Temila, saat dimintai tanggapan.
Sorotan publik terhadap proyek ini menjadi *peringatan serius bagi instansi teknis dan aparat penegak hukum*. Bila tidak segera ditindak, kondisi jalan dikhawatirkan akan terus memburuk dan memakan korban jiwa.
Tim : LKRINews.Com