FOTO DI TENGAH SKANDAL”: ARIEF RINALDY, DINASTI POLITIK, *Ketika Putra Gubernur Terpilih Tersenyum di Ibu Kota, Rakyat Kalbar Bertanya: Siapa yang Sebenarnya Berkuasa?

0
104
Oplus_16777216

LIDIKKRIMSUSNews.Com — Pontianak, 14 Juni 2025 Publik Kalimantan Barat kembali diguncang. Belum reda kemarahan atas kasus dugaan korupsi Dinas PUPR Kabupaten Mempawah yang menyeret keluarga besar penguasa daerah, kini masyarakat disuguhkan potret yang menyayat akal sehat.

Sebuah foto Arief Rinaldy, S.T., anggota DPRD Provinsi Kalbar dari Partai Golkar, *putra Gubernur terpilih Kalimantan Barat, tampak tersenyum santai di antara dua tokoh penting negara: Wakil Ketua DPR RI, SD,   dan Utusan Khusus  Kepresidenan, RA.

Dalam situasi politik yang sedang panas dan krisis kepercayaan terhadap elite daerah yang kian dalam, kemunculan foto ini bukan sekadar kebetulan. Ia adalah simbol.

Simbol kekuasaan.

Simbol keakraban yang terlalu nyaman antara pejabat daerah yang diduga terlibat skandal, dan elit kekuasaan pusat.

Simbol betapa jauh jarak antara penderitaan rakyat dan panggung-panggung kekuasaan.

Siapa Lindungi Siapa?”

Banyak yang mempertanyakan urgensi dan konteks pertemuan tersebut. Mengapa Arief Rinaldy, yang tidak memegang jabatan nasional, bisa berada dalam lingkaran elit Senayan dan Istana? Apakah ini sebatas silaturahmi politik? Ataukah bagian dari *konsolidasi kekuasaan untuk melindungi kepentingan dinasti yang tengah terancam*?

> “Kami sudah muak dengan simbol kekuasaan yang tidak tahu malu. Rakyat susah, kasus korupsi mengguncang daerah, malah mereka tersenyum di depan kamera,” kata Hermawan, aktivis mahasiswa Universitas Tanjungpura.

Sejumlah pengamat menyebut ini sebagai bentuk nyata *nepotisme politik yang semakin vulgar. Ketika penguasa daerah sedang tersandung masalah hukum, anaknya justru tampil percaya diri di panggung nasional. Situasi ini membuat publik bertanya: *apakah hukum masih bekerja atau sudah dibungkam oleh kekuasaan?*

Skandal Keluarga, Perlindungan Kekuasaan

Kasus Dinas PUPR Mempawah bukan perkara kecil. Laporan audit internal menyebut adanya indikasi kuat penyalahgunaan anggaran, penggelembungan proyek infrastruktur, hingga permainan dalam lelang yang diduga melibatkan orang dekat bupati dan oknum keluarga Gubernur Kalbar terpilih.

Nama Arief Rinaldy, sebagai anak kandung, memang tidak tercantum langsung dalam dokumen. Namun, keberadaannya di lingkar kekuasaan legislatif provinsi, dan kedekatannya dengan elit nasional, menyulut pertanyaan tentang ,konflik kepentingan yang masif.

> “Rakyat hanya bisa melihat. Para aktor utama bersandiwara di atas panggung. Apakah hukum akan memeriksa hingga ke akar, atau hanya menangkap figuran?” tulis akun media sosial yang memviralkan foto tersebut.

Pontianak Geram, KPK Diam?

Sementara masyarakat di Pontianak dan Kalbar terus meneriakkan keadilan, *KPK RI masih belum memberikan kepastian atas proses hukum yang sedang berjalan.* Banyak yang khawatir, kasus ini akan bernasib sama seperti banyak skandal sebelumnya: dibekukan pelan-pelan, diganti dengan narasi prestasi pembangunan, dan dilupakan.

Foto Arief bersama elite pusat kini jadi simbol resistensi. Simbol amarah yang mewakili suara publik: bahwa kekuasaan hari ini bukan lagi alat rakyat, tapi instrumen untuk *mempertahankan warisan politik, menyelamatkan jaringan, dan melanggengkan dinasti.*

Kesimpulan: Ini Bukan Sekadar Foto

Foto ini bukan kenangan. Ini adalah pesan. Sebuah pesan ke publik bahwa politik tidak lagi malu-malu mempertontonkan kedekatannya dengan kekuasaan, bahkan ketika api skandal belum padam.

Dan kini, publik Kalbar tidak hanya menunggu penjelasan. Mereka menuntut:

Transparansi penuh dari Arief Rinaldy dan keluarganya;

Pemeriksaan menyeluruh dari KPK atas semua dugaan keterlibatan keluarga Gubernur terpilih;

Sanksi politik bagi mereka yang menggunakan kekuasaan untuk melindungi kelompok sendiri.

Jika semua ini tidak terjadi, maka satu hal yang pasti:

> *Keadilan tidak sedang tidur. Ia sedang dikunci dalam ruang VIP kekuasaan.*

Tim : Redaksi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini