Skandal Korupsi Mempawah: Saksi Kunci Disembunyikan, KPK Dikepung “Mafia Anggaran”?

0
49

_Tiga tersangka ditetapkan, tapi otak besar belum tersentuh. Saksi kunci hilang, media dibungkam, dan kekuatan uang mencoba mengatur panggung hukum. KPK ditantang : pilih rakyat atau tunduk pada kekuasaan ?

LIDIKKRIMSUSNews COM //Mempawah ,Kalimanbarat Barat 9 Juni 2025 Kasus dugaan korupsi raksasa di Dinas PUPR Kabupaten Mempawah kini memasuki fase paling gelap. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan tiga tersangka, menyita dokumen penting dari 16 lokasi, namun justru publik kini bertanya: *mengapa pelaku utama belum tersentuh?* Siapa yang sedang dilindungi?

Investigasi di lapangan mengungkap bahwa *seorang saksi kunci yang diduga mengetahui seluruh skema penggelembungan proyek, alur suap, hingga aliansi politik di balik proyek jalan senilai Rp75 miliar itu… belum juga dipanggil.* Bahkan, nama saksi ini sama sekali tak muncul dari 34 saksi yang telah diperiksa.

Sementara itu, tekanan terhadap media lokal muncul dalam bentuk halus—melalui pendekatan “kemitraan”, upaya pembungkaman, dan intimidasi terselubung. Wartawan yang mencoba menggali lebih dalam kasus ini justru diperingatkan agar “berhenti bermain api”.

Korupsi Berjamaah : Jejak Uang Mengarah ke Pejabat Lama

Dugaan awal kasus ini bersumber dari proyek jalan Sekabuk–Sei Sederam dan Sebukit Rama–Sei Sederam tahun 2015. Namun, investigasi publik mengungkap lebih jauh: *proyek tersebut hanya pintu masuk dari praktik sistematis pembagian kue proyek di lingkaran elit birokrasi kala itu.

“Kalau ini diusut benar, akan menyeret lebih dari satu kepala dinas. Bahkan bisa tembus ke ruang kerja bupati saat itu,” ujar seorang narasumber dari kalangan pengusaha rekanan proyek yang kini bersedia bersaksi—namun hanya secara off the record karena takut.

Tiga Tersangka : Pengalihan Isu atau Pemotongan Rantai Bukti?

KPK mengumumkan bahwa tiga tersangka telah ditetapkan. Dua dari kalangan pejabat, satu dari swasta. Namun, identitas mereka dirahasiakan. Mengapa?

“Ini tidak biasa. Biasanya, setelah OTT atau penggeledahan besar, KPK terbuka soal siapa yang ditetapkan. Menyembunyikan nama dalam kasus yang melibatkan uang rakyat miliaran rupiah adalah bentuk ketidakjujuran publik,” tegas aktivis antikorupsi Kalbar, Fahrul Alamsyah.

Banyak pihak khawatir KPK saat ini sedang bermain aman. Di tengah tekanan politik nasional, dan kasus-kasus besar yang mandek, ada ketakutan bahwa *KPK telah kehilangan taring dan mulai tunduk pada kekuatan uang dan politik lokal.*

Saksi Kunci: Dimana Dia? Siapa yang Lindungi?

Dari 34 saksi yang dipanggil KPK, publik sadar satu nama tidak ada di sana. Nama yang disebut oleh banyak pelaku lapangan sebagai orang yang **”memegang kunci seluruh pintu rahasia korupsi proyek.” Nama itu adalah pejabat yang pernah menjadi pengendali teknis, dekat dengan bupati saat itu, dan pernah menjabat di posisi strategis.

*Mengapa orang ini tidak dipanggil? Apakah karena dia tahu terlalu banyak? Atau karena dia dilindungi oleh kekuatan yang lebih tinggi?*

Media Ditekan, Kebenaran Dikorbankan

Sejumlah media online lokal di Kalimantan Barat mengaku menerima pendekatan dari pihak-pihak yang mengatasnamakan keluarga pejabat, kontraktor, hingga “kolega lama”. Isinya sama: hentikan pemberitaan, jalin kemitraan, jangan ganggu nama baik daerah.

Ini bukan lagi sekadar dugaan. Ini adalah upaya nyata membungkam suara rakyat. Bila pers dibungkam, maka publik hanya akan mendapat narasi yang telah direkayasa.

KPK : Jangan Jadi Penonton, Tegakkan Mandat Rakyat !

Saat ini, publik tidak lagi sekadar menunggu hasil penyidikan. *Publik sedang menguji: apakah KPK masih milik rakyat, atau sudah disandera oleh elite lokal?

Jika KPK sungguh ingin menuntaskan kasus ini, maka :

1. Buka nama ketiga tersangka.

2. Periksa saksi kunci yang ditutup-tutupi.

3. Lindungi media dan aktivis yang mengungkap fakta.

4. Usut dugaan keterlibatan pejabat tertinggi kala proyek itu berjalan.

Penutup : KPK di Ujung Tanduk, Masyarakat Tak Akan Diam

Skandal PUPR Mempawah bukan sekadar kasus korupsi. Ini adalah potret bagaimana kekuasaan lokal, uang haram, dan pembungkaman media bisa bersatu dalam membunuh keadilan. Tapi rakyat sudah bangkit. Tim-tim investigasi sipil, jurnalis, dan aktivis terus mengawal kasus ini.

_KPK tak bisa mundur. Jika lembaga ini masih punya keberanian, inilah saatnya membuktikan. Jika tidak, sejarah akan mencatat: KPK gagal melawan mafia anggaran, dan rakyat akan bergerak sendiri_ .

Tim. : Investigasi

Jurnalis : Redaksi Nasional

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini